Filosofi Grading (3)

Filosofi Grading (3)

Mustaqiem Eska

 

Sebuah hadits rosululloh, “Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim Telah menceritakan kepada kami Zakaria dari ‘Amir berkata; aku mendengar An Nu’man bin Basyir berkata; aku mendengar Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Yang halal sudah jelas dan yang haram juga sudah jelas. Namun diantara keduanya ada perkara syubhat (samar) yang tidak diketahui oleh banyak orang. Maka barangsiapa yang menjauhi diri dari yang syubhat berarti telah memelihara agamanya dan kehormatannya. Dan barangsiapa yang sampai jatuh (mengerjakan) pada perkara-perkara syubhat, sungguh dia seperti seorang penggembala yang menggembalakan ternaknya di pinggir jurang yang dikhawatirkan akan jatuh ke dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki batasan, dan ketahuilah bahwa batasan larangan Allah di bumi-Nya adalah apa-apa yang diharamkan-Nya. Dan ketahuilah pada setiap tubuh ada segumpal darah yang apabila baik maka baiklah tubuh tersebut dan apabila rusak maka rusaklah tubuh tersebut. Ketahuilah, ia adalah hati”. (HR. Bukhori)

———————

 

Secara silsilah, agregat berasal dari bahan alami (sungai) dan agregat buatan yang diperoleh dari batu pecah (crussing).

Agregat alami yang berupa coarse agregat berupa kerikil, coarse sand (pasir kasar ), dan fine sand ( pasir halus ). Dalam campuran beton, agregat merupakan bahan penguat (strengter) dan pengisi (filler) biasa menempati 60% — 75% dari volume total beton.

Fungsi agregat sendiri sesungguhnya adalah untuk menghemat penggunaan semen Portland.Disamping penghasil kekuatan besar pada beton dan mengurangi penyusutan pada pengerasan beton. Untuk itu, sebuah gradasi agregat yang baik akan menghasilkan mutu beton itu padat.

Kerikil, sebagai agregat kasar (Coarse Aggregate) adalah proses desintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu, dengan butirannya berukuran antara 4,76 mm — 150 mm.Dan biasanya, untuk agregat kasar secara ketentuan harus terdiri dari butiran yang keras dan tidak berpori. Aggregat kasar yang butirannya pipih hanya dapat dipakai jika jumlah butir-butir pipihnya tidak melampaui 20% berat agregat seluruhnya.

Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dalam berat keringnya. Bila melampaui HARUS DICUCI. Agregat kasar juga tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak beton, seperti zat yang relatif alkali.

Dalam pendekatan laborat, angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Coarse Aggregate adalah antara 6–7,5.

Sementara untuk agregat halus, beton bisa berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat pemecah batu. Agregat ini berukuran 0,063 mm — 4,76 mm yang meliputi pasir kasar (Coarse Sand) dan pasir halus (Fine Sand). Untuk beton penahan radiasi, serbuk baja halus dan serbuk besi pecah digunakan sebagai agregat halus.

Standarnya, agregat halus haruslah terdiri dari butiran-butiran yang tajam, keras, dan bersifat kekal. Artinya tidak mudah hancur oleh pengaruh cuaca dan temperatur, seperti terik matahari hujan, dan lain-lain.

Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % berat kering, apabila kadar lumpur lebih besar dari 5%, maka agregat halus HARUS DICUCI bila ingin dipakai untuk campuran beton atau bisa juga digunakan langsung tetapi kekuatan beton berkurang 5 %.

Agregat halus tidak boleh mengandung bahan organik (zat hidup) terlalu banyak dan harus dibuktikan dengan percobaan warna dari ABRAMS-HARDER dengan larutan NaOH 3%.sedang angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Fine Sand antara 2,2–3,2.

Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Coarse Sand antara 3,2–4,5.

Agregat halus harus terdiri dari butiran yang beranekaragam besarnya. Namun begitu, agregat halus yang tidak memenuhi percobaan tersebut juga dapat dipakai, asal saja kekuatan tekan adukan agregat pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukan agregat yang sama, tetapi dicuci terlebih dahulu dalam larutan NaOH 3% yang kemudian dicuci bersih dengan air pada umur yang sama.

Agregat halus harus terdiri dari butiran yang beranekaragam dan apabila digrading dengan sieve analys susunan harus memenuhi syarat-syarat seperti: bahwa sisa diatas ayakan 4 mm minimum beratnya 2%. Sisa diatas ayakan 1mm minimum beratnya 10%. Dan sisa diatas ayakan 0,025 beratnya berkisar antara 80% sampai 95%.

Dari keterangan di atas, terlihat betapa pentingnya bahwa kadar lumpur itu harus dicuci. Dalam kehidupan beragama, proses pencucian kadar lumpur agar memgahasilkan mutu yang kuat adalah ibarat seorang hamba yang menuju pribadi sholeh, pribadi luhur, dan pribadi yang menginginkan posisi mulia (maqom mahmuda) adalah dengan cara tazkiyatunnufus, bertaubat, yakni menggugurkan dosa yang memenuhi jiwa manusia.

Mengapa harus bertaubat untuk kembali mendapatkan ridho-Nya? Tidak lain adalah karena taubat itu merupakan kewajiban agama. Diperintahkah oleh Al Quran, didorong oleh sunnah, serta disepakati kewajibannya oleh seluruh ulama, baik ulama zhahir maupun ulama bathin.

Seorang ulama Sahl bin Abdullah berkata: Barangsiapa yang berkata bahwa taubat adalah tidak wajib maka ia telah kafir, dan barangsiapa yang menyetujui perkataan seperti itu maka ia juga kafir. Dan ia berkata: “Tidak ada yang lebih wajib bagi makhluk dari melakukan taubat, dan tidak ada hukuman yang lebih berat atas manusia selain ketidak-tahuannya akan ilmu taubat, dan tidak menguasai ilmu taubat itu. (Di sebutkan oleh Abu Thalib Al Makki dalam kitabnya Qutul Qulub, juz 1 hal. 179).

“Dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”. (QS .Al Hujurat: 11)

Tazkiyatunnufus membersihkan jiwa dari perbuatan-perbuatan dosa yang pernah terjadi. Beberapa kegiatan ibadah wajib layaknya syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji adalah tazkiyatunnufus. Seorang kafir yang memeluk islam, maka ia harus bersyahadat, sebagai jalan pembersihan dari kekafiran. Seorang muslim melaksanakan sholat yang diawali dengan syarat berwudhu adalah agar kembali suci, gugur segala dosa yang melekat di badan. Seorang yang berpuasa adalah bagian dari wujud pembersihan ruhani dan badan dari segala sumber rejeki, makan dan minum yang tidak jelas kehalalannya. Begitu juga dengan zakat yang membersihkan kekotoran harta benda agar menjadi barokah. Kemudian juga haji, yang tak lain adalah jalan puncak untuk membersihkan seluruh hidup dari semua kesalahan, dosa, penyimpangan-penyimpangan, kelicikan, kemunafikan, dan segala kefasiqan.

Jika agar mutu campuran beton berkekuatan tinggi harus dijaga agar bersih dari kadar lumpur, dan perlunya dicuci, maka apalagi setiap jiwa yang menginginkan mendapatkan ‘maqom terpuji’di sisi-Nya. Maka jalan yang harus juga dilakukan adalah tazkiyatun nufus – membersihkan jiwa- dengan cara -jugs-DICUCI (bertaubat). Agar tampaklah yang halal adalah halal untuk diikuti. Dan yang haram adalah haram agar untuk dijauhi. Terhindar dari syubhat. InsyaAlloh, dengan pencucian hati akan bening dan suci.

Demikian kurang lebih ajaran yang bisa ditafsirkan dari garadasi test untuk agregat.***