Perbedaan dan Persamaan Cara Membuat Sampel Test Beton Kubus dan Silinder
Pengujian beton merupakan langkah penting dalam memastikan kualitas beton yang digunakan dalam konstruksi. Dua jenis sampel yang umum digunakan adalah kubus dengan ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm dan silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Meskipun keduanya digunakan untuk mengukur kekuatan beton, terdapat perbedaan dan persamaan dalam pembuatannya.
Persamaan:
- Tujuan: Baik sampel kubus maupun silinder memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mengukur kuat tekan beton.
- Material: Kedua sampel menggunakan bahan yang sama, yaitu campuran beton segar yang akan diuji.
- Prosedur Awal: Proses pembuatan awal, seperti pencampuran beton, pengisian ke dalam cetakan, dan perawatan awal, umumnya sama untuk kedua jenis sampel.
Perbedaan:
- Bentuk: Perbedaan paling jelas adalah bentuk sampel. Kubus memiliki bentuk balok yang sama sisi, sedangkan silinder berbentuk tabung.
- Cetakan: Akibat perbedaan bentuk, cetakan yang digunakan juga berbeda. Cetakan kubus berbentuk kotak, sedangkan cetakan silinder berbentuk tabung.
- Rasio Tinggi Terhadap Diameter: Silinder memiliki rasio tinggi terhadap diameter yang lebih besar dibandingkan kubus. Hal ini dapat mempengaruhi hasil pengujian, terutama pada beton dengan agregat kasar yang besar.
- Pengaruh Ukuran Agregat: Ukuran agregat kasar dapat mempengaruhi hasil pengujian, terutama pada sampel silinder. Agregat kasar yang besar dapat menyebabkan distribusi yang tidak merata pada sampel silinder, sehingga mempengaruhi hasil pengujian.
- Korelasi Hasil Uji: Hasil uji kuat tekan pada sampel kubus dan silinder umumnya tidak sama. Terdapat faktor korelasi yang digunakan untuk mengubah nilai kuat tekan dari satu bentuk sampel ke bentuk sampel lainnya.
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Uji:
- Metode Pencampuran: Cara pencampuran beton akan mempengaruhi homogenitas campuran, sehingga dapat mempengaruhi hasil uji.
- Cara Pengisian Cetakan: Cara pengisian beton ke dalam cetakan akan mempengaruhi kepadatan beton, yang juga akan mempengaruhi hasil uji.
- Perawatan Sampel: Perawatan sampel yang tidak tepat, seperti kekurangan air atau suhu yang terlalu tinggi, dapat mempengaruhi kekuatan beton.
- Usia Pengujian: Usia sampel saat diuji juga akan mempengaruhi hasil uji. Umumnya, sampel diuji pada umur 28 hari.
Catatan
Pilihan antara menggunakan sampel kubus atau silinder tergantung pada standar yang digunakan dan tujuan pengujian. Kedua jenis sampel memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kubus lebih mudah dibuat dan diuji, sedangkan silinder memberikan hasil yang lebih representatif untuk beton dengan agregat kasar yang besar. (mcp.1)